Madinaworld.id – Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta yang ke-495, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menjalin kolaborasi bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta. Acara berupa Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Paket Wisata Ramah Muslim di gelar di Hotel Ibis Style, Jakarta, pada Rabu (22/6).
Acara yang mengangkat tema “Wisata Ramah Muslim: Bangkitkan Ekonomi dan Buka Peluang Usaha Pasca Pandemi ” ini diselenggarakan dalam rangka menyiapkan produk-produk berupa Paket Wisata Halal yang sesuai dengan preferensi calon wisatawan. Yang mana nantinya dapat menjadi produk unggulan pilihan para wisatawan dalam berwisata pada era new normal.
“Dengan semangat ber-Kolaborasi, Akselerasi, dan Elevasi ini, PPHI berterima kasih dan mengapresiasi Disparekraf DKI Jakarta yang berkenan bekerjasama mengadakan kegiatan Bimtek sebagai upaya untuk membuka Peluang Usaha Pasca Pandemi, serta mengakselerasi bangkitnya Industri Pariwisata di Indonesia, khususnya di DKI, dengan mengkapitalisasi Big Size – High Growth Halal (Muslim) Market, baik secara Nasional maupun Global,” ujar Ketua Umum PPHI Riyanto Sofyan, dalam sambutan yang diberikannya.
Ditemui Madina World pada kesempatan tersebut, Riyanto mengungkapkan bahwa wisata halal merupakan pasar yang memiliki masa depan yang baik. Terlebih lagi kondisi Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, semakin mendukung potensi Indonesia di kancah Wisata Halal Global.
“Jadi ini yang harus kita lihat, bahwa wisata halal merupakan pangsa pasar yang sangat prospektif, yang terabaikan. Apalagi untuk Indonesia yang istilahnya itu DNA-nya itu kan sudah muslim, ya. Jadi untuk menemukan makanan yang halal, untuk menemukan tempat solat, itu relatif sangat mudah. Di indonesia ini saja ada sekitar 800 ribu masjid,” ungkap Riyanto.

Saat diminta untuk menerangkan terkait destinasi wisata halal Indonesia yang menjadi tujuan para wisatawan mancanegara, Riyanto memaparkan beberapa daerah destinasi yang dinilai sudah lebih siap.
Menurutnya, Jakarta merupakan destinasi yang relatif sudah lebih siap menerima wisatawan dari berbagai negara. Kondisi airport sebagai gerbang kedatangan utama sudah memenuhi standar. Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sudah memiliki toilet yang ramah muslim. Musala pun tersedia dengan akses yang mudah dijangkau. Makanan yang tersedia di restoran-restoran halal juga sudah dalam kategori yang cukup baik.
“Termasuk juga di Lombok. Sekarang di Bali juga sudah banyak resto-resto yang sudah bersertifikat halal. Termasuk juga tempat ibadah, dsb. Tetapi yang unggulannya itu sudah pasti Jakarta,” papar Riyanto.
Wisata Halal Indonesia berhasil menempati peringkat kedua dunia dalam gelaran Global Travel Muslim Index (GMTI) 2022 yang diselenggarakan oleh Crescent Ratings di Singapura pada awal Juni lalu.
Setelah sebelumnya pada 2021 Indonesia harus puas dengan menempati posisi keempat, pada 2022 ini Indonesia berhasil mendongkrak peringkat dan hanya duduk satu peringkat di bawah Malaysia.
Selain itu masih di ajang yang sama, Indonesia juga berhasil memuncaki 10 besar destinasi wisata dengan kategori layanan terbaik. Kategori layanan memberikan evaluasi terkait ketersediaan layanan inti ramah Muslim dan titik kontak utama di tempat tujuan.
Indonesia mendapatkan poin sempurna dalam penyediaan fasilitas beribadah dan airport, sementara untuk penyediaan restoran halal mendapatkan poin sebanyak 95.
“Jadi sebenernya semua daerah di Indonesia itu relatif lebih kondusif terhadap wisatawan muslim. Hanya beberapa destinasi itu memang sudah lebih siap,” pungkas Riyanto.