Madinaworld.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Rabu (29/12) mencatat, jumlah pasien positif Omicron di Indonesia sebanyak 68 orang. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, isolasi pasien Omicron merupakan upaya pengendalian infeksi.
“Kalaupun mereka dikirim ke Rumah Sakit Sulianti Suroso, itu lebih sebenarnya kita ingin memastikan. Terutama kalau penanganan lokal kita tangani karena memiliki proses pengendalian infeksi yang lebih baik di RS,” papar Nadia pada Kamis (30/12).
Nadia juga menambahkan, isolasi yang dilakukan merupakan upaya lokalisasi virus agar penyebarannya bisa lebih dibatasi.
“Tapi di sisi lain juga adalah, untuk memastikan bahwa Omicron ini bisa kita lokalisasi dengan cepat. Walaupun kita tahu ada penularan yang sifatnya transmisi lokal. Untuk membatasinya makanya kemudian, kalaupun tidak bergejala tetap dilakukan isolasinya di RS,” ujar Nadia.

Nadia memaparkan bahwa Omicron dapat menginfeksi yang sudah divaksin, bahkan yang sudah divaksin lengkap sekalipun.
“Jadi kita lihat dari kondisi tersebut juga hanya 6 orang yang belum divaksin. 5 belum sama sekali, 1 sudah dapat vaksin dosis 1,” ungkap Nadia.
Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, RSUP Persahabatan dr. Prasenohadi mengungkapkan bahwa gejala Omicron tidak jauh berbeda dari gejala virus pada umumnya.
“Gejalanya tidak jauh berbeda dengan gejalan virus pada umumnya, ya. Jadi demam, batuk, kemudian sesak nafas, bahkan beberapa yang tidak khas seperti sakit kepala dan nyeri otot, bisa terjadi pada orang yang terinfeksi virus,” ungkap Prasenohadi.