Seputar Islam

Hikmah Beriman Kepada Qodha dan Qadar

Salah satu bagian dari rukun iman adalah beriman kepada qadha dan qadar yang merupakan rukun iman yang ke 6. Berbicara tentang iman tentu saja berkaitan dengan keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang dianggap harus diyakini. Iman adalah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mewujudkan dengan perbuatan.

الْإِيمَانَ تَصْدِيقٌ بِالْقَلْبِ وَقَوْلٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالْجَوَارِحِ 

Jika kita melihat menurut bahasa, qadha artinya adalaha ketetapan. Qadha artinya ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya yang bersifat Azali yang tidak dapat dirubah.

Azali artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnnya keberadaan atau kelahiran makhluk, Sedangkan qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentukan sebelumnya. Qadha dan qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.

Ada Berberapa Hikmah Mengimani Qadha dan Qadar

1. Tergolong orang-orang yang beriman

Dalam potongan hadits pertama dalam kitab Hadits Al-Arba’in Annawawiyah Rasulullah SAW berdialog dengan malaikat Jibril. Ketika malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW.

Jibril  berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim, no. 8).

2. Lebih banyak bersyukur

Orang-orang yang mengimani qadha dan qadar akan menjadikan dirinya selalu bersyukur atas setiap keadaan. Dalam Al-qur’an Allah SWT berfirman surah An-Nahl ayat 53 :

وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْـَٔرُوْنَۚ

“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allâh, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” (An-Nahl 16:53)


3. Menjadi hamba yang penyabar

Hikmah beriman kepada qadha dan qadar juga adalah menjadikan kita lebih sabar dalam segala hal karena semua yang terjadi sudah menjadi ketetapan Allah SWT.

Dalam Al-qur’an Allah SWT berfirman :

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الْجَوَارِ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِ ۗ

اِنْ يَّشَأْ يُسْكِنِ الرِّيْحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلٰى ظَهْرِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍۙ

Artinya :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur.” (Asy-Syura : 32-33).

4. Selalu berusaha

Dengan beriman kepada qadha dan qadar maka kita akan selalu berusaha semaksimal mungkin karena didalam takdir Allah itu ada potensi manusia untuk berusaha menghadirkan yang terbaik.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 105 :

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ

Artinya :

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

5. Terhindar dari sifat sombong

Semua yang terjadi adalah ketetapan dari Allah SWT. Maka sebagai makhluk tidak pantas untuk bersifat sombong.

Dalam surah Luqman ayat 18 Allah berfirman :

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)


6. Selalu berharap kepada Allah SWT

Sebagai seorang yang beriman sudah barang tentu kita selalu berharap kepada Allah SWT, karena dialah yang maha mengetahui apa saja yang kita butuhkan.

Allah SWT berfirman :

وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ

“Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 87).

7. Jiwa menjadi lebih tenang

Seberat apapun ujian seseorang yang senantiasa beriman kepada qadha dan qadar maka hatinya akan tetap tenang dan damai.

Allah SWT berfirman :

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).


8. Memiliki sifat tawakkal yang kuat

Dalam mengimani takdir Allah SWT kita akan menjadi jauh lebih iklas dan rela menerima ketetapan dari Allah SWT.

Allah berfirman :

وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Dan hanya kepada Allah-lah kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).


Related Articles

Back to top button