EkonomiKeuangan

Aset Kripto Made in Indonesia terus Bertambah, Bagaimana Prospeknya?

Perkembangan aset kripto di Indonesia semakin bertambah dan makin banyak peminatnya. Tak heran, para anak bangsa memanfaatkan perkembangan ini dengan menciptakan aset kripto tersendiri.

Aset kripto made in Indonesia terus bertambah, baru-baru ini aplikasi investasi Nanovest telah meluncurkan koin kripto bernama Nanobyte (NBT). Nanovest beserta NBT sendiri didukung oleh Sinar Mas Financial Group sebagai back up company.

Merujuk pada litepaper-nya, NBT dibuat sebagai jembatan antara aset kripto dengan sistem mata uang tradisional. Salah satunya adalah membuat dompet kripto yang terhubung dengan produk mata uang FIAT seperti uang elektronik, kartu kredit, asuransi, dan produk investasi lainnya.

Selain NBT, beberapa aset kripto lokal lainnya yang sudah cukup populer adalah Toko Token (TKO) milik Tokocrypto, Tadpole (TAD) besutan Indodax dan Tokenomy, ZMT milik Zipmex, botXcoin (BOTX) yang dikembangkan PT BOTX Technology Indonesia, dsb.

Merujuk pada Coinmarketcap.com, TKO  memiliki rating yang paling tinggi yakni menempati 363 dengan market cap sebesar 157 juta dollar AS.

Disusul, TAD berada peringkat 1.590 dengan market cap 2,23 juta dollar AS. Lalu, untuk BOTX ada di peringkat 3.307 dengan market cap diperkirakan 2,98 miliar dollar AS, Sementara untuk ZMT menempati peringkat 4.018 dan diproyeksikan punya market cap 129 juta dollar AS.

Masih dari Coinmarketcap.com, dari sisi volume perdagangan dalam 24 jam terakhir, TKO maih memimpin dengan yang paling besar yaitu sebesar 40 juta dollar AS. Disusul BOTX yang dalam 24 jam terakhir diperdagangkan sebanyak 1 juta dollar AS. Sementara TAD dan ZMT masing-masing diperjual-belikan sebanyak 46.622 dollar AS dan 226.324 dollar AS dalam 24 jam terakhir.

Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka mengatakan, semakin ramainya para kreator lokal yang membuat aset kripto sejatinya menyimpan potensi yang besar untuk kedepannya.

Digitalisasi dan perkembangan teknologi akan menjadi tulang punggu dari perkembangan aset kripto. Dan yang dilakukan oleh pembuat aset kripto lokal adalah bagian dari proses ke arah sana.

“Ini juga membuat industri lebih kompetitif dan menciptakan lapangan permainan yang seimbang di mana ini merupakan hal yang baik. Hanya saja, yang dapat bertahan dan eksis adalah aset kritp yang punya sistem yang baik dan komunitas yang kuat,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/12).

Hal senadar juga diungkap oleh Pengamat dan Investor Aset Kripto Vinsensius Sitepu yang menilai kemunculan aset-aset kripto lokal pertanda baik. Dengan semakin inovatifnya para developer untuk menarik perhatian para trader dan investor baru yang berdampak pada persaingan yang ketat dan mengembangkan use case dari masing-masing kripto.

Vinsensius mengakui cukup sulit melihat prospek aset-aset tersebut secara jangka panjang. Pasalnya, seluruh aset kripto yang ada, baik sebagai sebuah produk dan utilitas, sangat bergantung pada kegunaan kripto itu sendiri. Dengan kata lain, keluasan dan nilainya juga bergantung pada jumlah pengunanya.

Menurutnya, salah satu indikator yang bisa dijadikan pertimbangan adalah jika penggunanya banyak dan diiringi volume yang besar dan bidang utilitasnya juga bagus, maka hal tersebut bisa jadi basis pertimbangan yang baik.

“Hanya saja, kebanyakan pengguna kripto kebanyakan agak ragu dengan nilai tambah, potensi masa depan dari kripto-kripto lokal. Pasalnya, pengguna lebih suka kripto di luar negeri yang sudah jelas biaya marketing-nya, use case, kemitraan dll,” kata Vinsensius.

Oleh karena itu, ia mengingatkan para trader dan investor untuk tetap berhati-hati dan skeptis terhadap aset kripto yang ada, termasuk kripto buatan lokal. Pertama, pelajari dengan baik potensinya, apakah ada potensi scam atau tidak. Kedua, pastikan pasar kriptonya likuid, sehingga mudah menjual dan membelinya.

“Selain use case-nya, saya pikir harus melihat dari member atau pengguna yang dominan artinya kapitalisasinya juga harus besar. Terus harus tetap hati-hati karena tidak menutup kemungkinan tindakan penipuan,” Sutopo menambahkan.

Related Articles

Back to top button